Rabu, 20 April 2016

HUKUM FACEBOOk

Untuk pertanyaan masalah Facebookkan tolong perhatikan kaidah ushul fiqih
“wal ashlu fi ‘aadaatinal ibaahati hatta yajii u sooriful ibahah”
yang artinya “dan hukum asal dalam kebiasaan (adat) atau segala perkara di luar perkara syariat adalah boleh saja (mubah) sampai ada dalil yg memalingkan dari hukum asalnya atau sampai ada dalil yang melarangnya atau mengharamkannya“
Maksudnya adalah “segala kebiasan (adat) atau segala sikap atau perbuatan manusia di luar dari apa yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw selama tidak melanggar satupun laranganNya atau selama tidak ada laranganNya atau selama tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadits serta ijma dan qiyas maka hukum asalnya adalah mubah (boleh). Perubahan hukum asalnya tergantung jenis perbuatannya.
Jadi bid’ah di luar perkara syariat (di luar dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam) hukum asalnya adalah mubah (boleh).
Jika menyalahi laranganNya atau bertentangan dengan Al Qur’an, Hadits, Ijma dan Qiyas dinamakan sunnah sayyiah (contoh / teladan / rintisan / perkara baru yang buruk) dan termasuk bid’ah dholalah
Jika tidak menyalahi satupun laranganNya atau tidak bertentangan dengan Al Qur’an, Hadits, Ijma dan Qiyas maka dinamakan sunnah hasanah (contoh / teladan / rintisan / perkara baru yg baik) dan termasuk bid’ah hasanah
Contohnya
Facebookan adalah perkara di luar perkara syariat (di luar dari apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam) sehingga hukum asalnya adalah mubah (boleh)
Perubahan hukum asalnya adalah tujuan peruntukannya . Jika digunakan untuk gosip maka akan didapat dalil yang memalingkan dari hukum asal atau dalil melarangnya sehingga termasuk bid'ah sayyiah.
Jika digunakan untuk kebaikan (tidak melanggar satupun laranganNya) maka akan mendapatkan pahala atas kebaikan yg dilakukan sehingga termasuk bid'ah yg baik (bid'ah hasanah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar